Pembelajaran tatap muka akhirnya kembali di lakukan di SMAN 1 Kota Madiun. Pembelajaran tatap muka kali ini serempak dilaksanakan di seluruh SMA sederajat di Kota Madiun. Ini merupakan pembelajaran tatap muka pertama kali yang dilaksanakan di SMAN 1 Madiun semenjak maret 2020. Pertemuan ini disambut dengan antusias oleh seluruh warga masyarakat SMAN 1 Madiun. Terbukti dengan pertama kali percobaan pembelajaran tatap muka tidak ada satupun siswa peserta pembelajaran tatap muka ini yang terlambat. Semua dilaksanakan secara tertib dan kondusif.
Percobaan pertemuan tatap muka kali ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan secara ketat. Dimulai dari gerbang masuk, para siswa yang menggunakan sepeda motor maupun yang berjalan kaki telah dikondisikan untuk selalu menjaga jarak. Bagi siswa yang berjalan kaki, masuk gerbang langsung diharuskan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang telah disediakan oleh sekolah. Setelah itu para siswa dicek suhunya dipastikan tidak lebih dari 37,3 derajat celcius sehingga dipastikan tidak beresiko covid-19.
Bagi siswa yang menggunakan sepeda motor, sebelum memasuki area parkir, siswa diminta untuk berjajar dan mengantre secara rapi serta teratur untuk menjalan cek suhu tubuh. Setelah dipastikan tidak melebihi 37,3 derajat celcius para siswa memarkir motor lalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Menurut Nurhasan salah satu anggota satgas covid-19 SMAN 1 Madiun, para siswa melaksanakan protokol kesehatan dengan sangat tertib. Seperti ada kesan kerinduan yang mendalam di SMASA kebanggaan kita bersama ini sehingga aura kebahagiaan dan semangat para siswa langsung terasa memenuhi sekolah ini.
Pembelajaran percobaan tatap muka kali ini dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pembelajaran daring yang telah dilaksanakan sehari-hari. Dengan jumlah jam pelajaran yang sama, lama jam pelajaran percobaan ini dipangkas menjadi 30 menit tiap jam pelajaran. Pembelajaran dimulai pukul 06.45. berakhir hingga pukul 10.45. Menurut Kristianita, percobaan pembelajaran tatap muka kali ini dilaksanakan separuh dari kapasitas kelas. Dengan total 960 siswa maka separuhnya adalah 480 siswa. Namun kapasitas ini tidak sepenuhnya 480 siswa dikarenakan ada beberapa orang tua siswa yang masih belum mengijinkan putra-putrinya kembali bersekolah seperti biasa.